Tema
: Kejujuran
Sebutir Kejujuran
Pembawa Berkah
Wandi
meneteskan keringatnya di emper toko yang terletak di dalam sebuah pasar
.Hembusan nafas yang terengah – engah ,pertanda lelah itu telah menyekap tubuh Wandi
yang terbasahi keringat jerih payahnya .Ia tidak sedikitpun berhenti untuk
menawarkan tenaganya ,untuk membawakan barang – barang yang dibawa para pembeli maupun penjual di pasar itu .Terlihat
dari arah dalam pasar ,seorang Ibu yang berpenampilan mewah membawa begitu
banyak barang – barang yang telah ia beli di pasar itu .Ibu tersebut datang
menghampiri Wandi .”Nak ,apakah kamu bisa menolong Ibu ?” ,tanya Ibu yang
kelihatan keberatan membawa barang – barang yang baru saja ia beli .”Wah…dengan
senang hati bu!” ,balas Wandi yang sangat senang karena ada juga orang yang mau
memanfaatkan tenaganya .Wandi dengan bergegas membawakan semua barang – barang
Ibu tersebut .”Bawalah barang – barang ini ke dalam mobil Ibu!” ,jelas Ibu
sambil menunjukan sebuah mobil mewah yang berada di dekat gerbang pasar .”Siap
bu!” ,jawab Wandi dengan penuh semangat .Setelah Wandi memenuhi perintah yang
disampaikan Ibu tadi ,Ibu itu segera menyusul kearah mobilnya .”Sudah Nak
,terima kasih banyak kamu telah membantu Ibu ,ini sedikit upah untuk mengganti
tenaga mu .” ,ujar Ibu sambil menyodorkan upah berupa uang yang bernominal Lima
Puluh Ribu Rupiah .”Aduh Ibu ,apakah tidak terlalu banyak?” ,jawab Wandi yang
terlihat kebingungan .”Oh tidak apa Nak ,uang itu bisa untuk makan kamu siang
ini dan sisanya mungkin bisa kamu simpan .” ,jawab Ibu sambil tersenyum indah kepada
Wandi .Ibu tersebut segera meninggalkan Wandi dan bergegas masuk ke dalam mobil
.”Semoga Tuhan Memberkati mu ,Bu !” ,teriak Wandi kepada Ibu yang telah keluar
dari area pasar .”Wah..wah..wah.. ,Ibu itu memang baik hati ,cantik ,tidak
sombong lagi.” ,ujar Wandi dalam hati.
Seharian
ini Wandi hanya mendapat satu orang yang mau memanfaatkan tenaganya .Rasa lelah
dan lapar mulai bertambah .Wandi memutuskan untuk membeli makanan dengan uang
yang telah diberikan Ibu tadi , di Warung Nasi Kucing yang ada di Pasar .Wandi
berjalan menuju Warung tersebut .Sesampai di depan Warung ,dua orang preman
yang biasa memalak anak – anak pasar ,memergoki Wandi yang sedang terlihat
bergembira .”Wan…biasa setor dulu dong!” ,kata salah satu preman yang bernama
Sentot .”Maaf Bang Sentot ini uang buat makan saya ,saya belum makan seharian
ini .” ,jawab Wandi memelas dan dengan rasa yang sangat ketakutan .”Gue kagak
urusan bawa sini semua uang loe!” ,balas salah satu preman yang bernama Polo .Wandi
memutuskan untuk berlari dari kedua preman tersebut. ”Jangan lari loe!” ,teriak
kedua preman .Disaat Wandi berusaha menjauh dari kedua preman ,anak buah kedua
preman itu menghadang Wandi .”Mau lari kemana lagi loe!” ,kata anak buah kedua
preman tadi .”Gue kagak ada urusan sama loe! ,loe nggak usah ikut – ikutan
masalah gue!” ,saut Wandi yang kebingungan mencari celah untuk kabur dari
ancaman yang menghadangnya .Wandi lolos dari anak buah kedua preman .Ia berlari
menuju gerbang pasar .Tak disangka -sangka dua preman itu sudah berada di
tempat yang Wandi tempati ,yaitu di daerah gerbang pasar .Tanpa membuang waktu
kedua preman langsung menangkap Wandi .”Mana duit loe?“ ,tanya Sentot
kegirangan .Bagi Wandi berbohong adalah sebuah pantangan ,jadi dia tidak bisa
berbohong walaupun dengan keadaan seperti ini .” Ini Bang ,ambilah semua uang
Wandi.” ,jawab Wandi yang sedikit ketakutan.”Ha..ha..ha.. ,gitu dong dari
tadi!” ,ujar Sentot yang sangat puas .
Setelah
kedua preman meninggalkan Wandi ,air mata suci itu jatuh di pipi Wandi yang
sangat sedih hatinya .”Tuhan… ,mengapa semua ini terjadi padaku?” ,ujar Wandi
dalam hati kecilnya .Waktu berlarut hingga senja haripun telah menyapa
kesedihan Wandi .Sepanjang perjalan Wandi tidak berhenti meratapi kepedihan
hatinya .Seperti biasa Wandi akan pulang ke rumah Neneknya ,karena kedua orang
tua Wandi telah meninggal sewaktu Wandi berumur tiga tahun .Pasar Kawentar itu
akan menutup aktifitasnya ,Wandi berjalan keluar gerbang pasar .Tiba – tiba
petugas kebersihan pasar yang bernama Bang Takim ,menghampiri Wandi .”Nak
,apakah kamu anak yang tadi terkena palak Bang Sentot?” ,tanya Bang Takim ,yang
melihat Wandi sewaktu di palak oleh kedua preman .”I..iya Bang ,memang ada apa
? “ ,balas Wandi yang masih terbawa rasa ketakutan dan kesedihannya .”Kasihan
sekali kamu Nak ,sebaiknya orang – orang seperti Sentot dan Polo harus segera
dilaporkan kepada pihak yang berwajib .” Sudahlah Bang ,Wandi sudah ikhlas
kok.” ,jawab Wandi.”Nak ,kamu seharian ini belum makan kan? “ ,tanya Bang Takim .”Iya bang .”
,jawab Wandi .”Ya sudah ini ada sebungkus nasi bungkus kita makan bersama aja
gimana ,setuju?” ,tanya bang Takim .”Wah bener Bang? ,terima kasih sebelumnya .”
,balas Wandi yang senang hatinya .Setelah mereka makan bersama – sama ,Wandi
berpamitan untuk pulang .
Setelah
perut terisi sedikit nasi bungkus ,rasa lapar
dan sedih itu sedikit menghilang .Ketika Wandi berjalan di depan pasar ,Wandi
melihat sebuah dompet .”Dompet siapa ini ?” ,ujar Wandi ,kebingungan .Wandi
segera mengamankan dompet itu .Wandi tidak mau membuka sedikitpun isi dompet
.Wandi segera memberikan dompet itu kepada Bang Takim ,karena orang yang bisa dipercaya di pasar
itu hanya dia seorang .Wandipun pulang ke gubuk Neneknya yang kecil dan sangat
sederhana .
Hari
baru telah tiba .Wandi segera menemui Bang Takim ,untuk menanyakan siapa pemilik dompet yang
kemarin di temukan oleh Wandi . ”Gimana Bang ,apakah ada yang mengaku sebagai
pemilik dompet itu?” ,tanya Wandi .”Wah belum Nak .” ,jawab Bang Takim .Bang
Takim melihat foto yang ada di dompet tersebut .Bang Takim memberikan foto
pemilik dompet itu kepada Wandi .”Ini Nak ,sepertinya ini foto pemilik dompet
ini .” ,ujar Bang Takim .”Lho ,ini foto
Ibu kemarin!” ,ujar Wandi ,dengan yakin .”Bang ,apakah di dompet itu ada
keterangan alamat pemilik dompet?” ,tanya Wandi .” Wah ada ini .” ,jawab Bang
Takim .”Bentar Bang ,Wandi mau cari uang dulu .” ,kata Wandi tergesa .”Oh ya ya
.” ,jawab Bang Takim yang kebingungan karena Wandi sangat terlihat tergesa –
gesa .Tidak ada sepuluh menit ,Wandi kembali menuju Bang Takim dengan membawa
uang hasil memanggul berasnya untuk uang transportasi menuju rumah Ibu – ibu
kemarain yang kehilangan dompetnya .”Wah cepat sekali ,tidak kayak biasanya?”
,tanya Bang Takim .”Ini aku dapat hasil dari panggul beras Bang .” ,balas Wandi
.”Panggul beras ,kenapa tidak seperti biasa saja ?” ,tanya Bang Takim .”Yang
penting halalkan Bang?” ,jawab Wandi .”Ya sudah terserah kamu ,memang uang
hasil panggul berasmu untuk apa?” ,tanya Bang Takim .”Ya jelas untuk uang
trasapot ke rumah Ibu yang kehilngan dompet inilah Bang ,kasihan beliau pasti
sedang sedih karena kehilngan dompet ini .” ,jelas Wandi .”Ya sudah sana cepat
,semoga Tuhan memberkatimu Nak .” ,kata Bang Takim .Tanpa berpikir panjang
Wandi segera mencari angkutan yang menuju rumah Ibu itu .Perjalan Wandi ke
rumah Ibu ,membuat jantung Wandi
berdegub cepat .Wandi penasaran terhadap respon Ibu nanti apabila dompet itu
yang memberikan dirinya sendiri.
Sampailah
dirumah megah Ibu tersebut ,sesuai
keterangan yang ada di dompetnya .Wandi menekan bel yang ada di gerbang rumah
megah itu .Lama Wandi menunggu tiba – tiba seorang Bapak yang gagah membukakan
gerbangnya .”Mencari siapa Nak?” ,tanya Bapak yang gagah badannya .”Apakah ini
betul rumah Ibu Devi Pak?” ,tanya Wandi sambil membaca keterangan pada dompet
tersebut .”Ya betul ,silahkan masuk kita berbincang di dalam saja .” ,jawab
Bapak itu .Setelah Wandi dipersilahkan untuk masuk dan duduk di sofa hangat
yang terletak di ruang tamu ,Wandi bertanya “Lho Istri Bapak kemana?” .”Dia
sedang mencari dompetnya yang hilang sejak tadi pagi .” ,jelas Bapak itu
.Wandipun mengeluarkan dompet milik ibu dan memberikan penjelasan mengenai
penemuan dompet tersebut ,kepada bapak karena Ibu sedang mencari dompet
tersebut .”Wah terima kasih kamu anak yang baik ,seluruh isi dompet masih utuh
.” ,ujar Bapak kepada Wandi .”Sama – sama Pak.” ,jawab Wandi .Setelah tujuan
mulia nya selesai Wandi berpamitan untuk pulang .Namun bapak belum
memperbolehkan Wandi pulang karena Wandi belum bertemu dengan Ibu .Sambil
menunggu Wandi pun bartanya jawab dengan Bapak .”Pak nama anda siapa?” ,tanya Wandi .”Oh nama saya
Rosid .” ,jawab Bapak .Belum lama bertanya jawab dengan Bapak ,Ibu Devi datang
dengan bekas tangisan di matanya .”Ibu ini dompetnya sudah ketemu!” ,teriak
Bapak dari dalam ruang tamu .Ibu Devi segera berlari menghampiri Bapak .”Lho
ini anak yang kemarin membantu ibu kan?”
,tanya Ibu Devi bingung kenapa Wandi ada disini .Sebelum Bapak Rosid
menjelaskan Ibu langsung bisa menebak Bahwa Wandi yang menemukan dompetnya
.Setelah Ibu tahu kebaikan – kebaikan Wandi demi tujuan mulia nya ,maka
sekarang Wandi diangkat oleh mereka sebagai anak angkatnya .Kedua pasangan
suami istri itu sangat senang ,karena mereka sendiri sampai detik ini belum
dikaruniai anak oleh Tuhan .Setelah itu Wandi pun di anjurakan oleh kedua orang
tua angkatnya untuk melanjutkan bersekolah ,karena Wandi sendiri masih berumur
tiga belas tahun .Wandi juga tidak lagi menjadi pekerja di pasar yang sangat
tragis bila untuk diingat kembali .Semenjak itu Wandi dapat merasakan kasih
sayang seorang orang tua kepadanya setelah mengalami penderitaan ,kesedihan
,dan kerinduan adanya kasih sayang orang tua selama sepuluh tahun silam .Walaupun
Wandi hanyalah anak angkat ,Wandi telah dianggap sebagai anak kandung mereka
dan dirawat ,dijaga ,dan disayangi oleh kedua pasangan suami istri itu .Wandi baru tahu ternyata Bapak angkatnya
adalah seorang Perwira Polisi .Maka dari itu Wandi mengadu tentang kenakalan
preman – preman di pasar tempat Wandi dulu bekerja .Akhirnya setelah semua
preman di pasar di tumpas habis oleh oknum –oknum Polisi .Bang Takim yang
pernah membantu Wandi ,diangkat oleh kedua orang tua angkat Wandi untuk menjadi
satpam di rumah Wandi sekarang ini ,atas keinginan Wandi .Hari telah berlalu
Wandi kian menjadi anak yang berprestasi dibidang akademik maupun non akademik .Patuh ,taat ,hormat ,dan selalu jujur kepada
kedua orang tua angkatnya .Semua berkah yang diberikan oleh Tuhan kepada Wandi ,tidak
lepas dari sebuah kejujuran dan berbicara apa ada nya dalam menjalani hidup ini
.Menurut Wandi Semua usaha ataupun pekerjaan apabila di landasi dengan suatu
kejujuran akan membawa berkah untuk diri sendiri dan orang lain .Jika kejujuran
itu tidak terbalas di dalam dunia maka Tuhan Yang Maha Esa lah yang nantinya
akan membals kejujuran mulia itu .
Oleh : Aldin Meidito Wibowo